Di dalam bukunya “Science of
Getting Rich” Wallace D. Wattles mengatakan: “Seagung apa pun orang bicara
tentang kemiskinan, pada kenyataannya orang tidak mungkin menjalani kehidupan
yang sempurna atau sukses kecuali ia kaya. Tidak ada orang bisa mencapai
kemungkinan tertingginya dalam pengembangan jiwa atau bakat kecuali ia memiliki
banyak uang. Diperlukan banyak hal sebagai sarana bagi seseorang untuk
mengembangkan jiwa dan bakat, dan ia harus punya uang untuk mendapatkan apa-apa
yang ia butuhkan."
Berpikir tentang kekayaan bukan
berarti menjadikan kita sebagai orang yang pragmatis, materialistis atau memenuhi
kebetuhan komsumtif belaka. Bukan itu! Berpikir kaya yang saya maksudkan disini
adalah berpikir tentang peningkatan kualitas hidup yang berdaya full
prima bagi diri sendiri, keluarga dan orang lain. Sebab orang yang terbiasa
menikmati apa adanya akan cenderung nyaman dengan keadaannya, sehingga tidak
mendorong daya kreativitas untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Serius! Orang
kaya itu berdaya full prima.
Sekarang coba perhatikan
baik-baik!
·
Orang miskin bisa masuk surga dengan kesabarannya,
orang kaya juga bisa masuk surga dengan kekayaan yang dilandasi rasa syukur.
·
Orang miskin bisa membaca al-Qur’an, orang kaya
bisa mencetak dan membagi-bagikan al-Qur’an.
·
Jika orang miskin bisa mengkhatamkan 30 juz
al-Qur’an dalam sebulan, orang kaya bisa mendapatkan 300 hingga 3000 juz dari
investasi pahala orang yang mengkhatamkan Al-Qur’an dari mushaf Al-Qur’an yang
ia bagi-bagikan.
·
Orang miskin bisa berpuasa Senin- Kamis, orang
kaya bisa membukakan orang yang berpuasa setiap Senin- Kamis, bahkan membukakan
sebulan full bulan Ramadhan.
·
Orang miskin bisa mengajar ilmu, orang kaya juga
bisa menggaji tenaga pengajar ilmu.
·
Orang miskin bisa sekolah, orang kaya bisa
membangunkan gedung sekolah.
·
Orang miskin bisa mendoakan orang kaya, orang kaya
biasanya cuma mau minta doakan aja, hehehe…
·
Orang kaya senang jika didoakan agar kekayaannya
semakin berlimpah banyak. Namun justru sebaliknya, orang miskin malah tidak
senang kalau didoain biar tambah miskin. Padahal khan sama-sama saling
mendoakan, hehe..
Sebaliknya, perhatikan lagi
baik-baik:
·
Orang kaya bisa berzakat, orang miskin tidak.
·
Orang kaya bisa mudah bersedekah, orang miskin
pikir-pikir dulu.
·
Orang kaya bisa menyantuni orang miskin, orang
miskin tidak bisa menyantuni orang kaya.
·
Orang kaya bersedekah dengan harta, orang miskin
cukup dengan doa dan sedekah senyum. Nah lho senyum khan? Hehehe…
Seringkali orang beranggapan bahwa
kekayaan itu memang takdir, tapi lucunya begitu berbicara masalah kemiskinan
orang serta merta menuding dan menyalahkan takdir, bahkan boro-boro
menyalahkan Tuhan. Masya Allah! Sudah! Jangan suka mencela atau membenci
‘kekayaan’ hanya karena kita belum kaya. Jangan menolak ‘kaya’ hanya disebabkan
ingin menutupi rasa kemalasan atau ketidakberdayaan. Apalagi memilih hidup
miskin dengan berlindung dibalik ‘kedok’ agama, lalu mengatasnamakannya sebagai
sikap hidup zuhud. Hohoho… Owh tidak bissaaa!! (gaya Sule OVJ)
Padahal sesungguhnya agama tidak pernah
mengajarkan umatnya hidup terbelakang, baik secara intelektual maupun
finansial, betul? Bukankah hadits Nabi mengajarkan bahwa, “Seorang muslim
yang kuat lebih dicintai Allah daripada seorang muslim yang lemah? Bukankah
sabda Nabi Muhammad Saw lagi: “Kemiskinan lebih mendekatkan kepada
kekufuran”? Bagaimana sepakat?
Ada sebagian orang yang sertamerta
memvonis bahwa kaya dan miskin itu memang takdir. Padahal nasib itu berbeda
dengan takdir lho! Jika memang nasib, maka kita harus bertanggung jawab
untuk memperbaikinya. Kalau memang takdir, bukankah takdir itu bisa dirubah
dengan kekuatan do’a? Bukankah Allah telah mengajarkan cara merubah takdir
dengan usaha manusia itu sendiri. “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah
nasib suatu kaum, melainkan kaum itu sendiri yang merubahnya.”
Menarik apa yang dikatakan oleh terkaya di
dunia, Bill Gates: “Jika Anda dilahirkan
dalam keadaan miskin, itu bukan salah Anda. Tapi jika Anda mati dalam keadaan
miskin itu memang salah Anda!”
Terlahir dalam keadaan miskin memang
boleh dikatakan takdir, sebab kita tidak punya pilihan untuk memilih. Tapi
setelah kita tumbuh dewasa, kita diberikan pilihan-pilihan untuk merubah arah
hidup kita. Apakah kita mau tetap hidup seperti kondisi kita dilahirkan ataukah
mau berubah lebih baik. Awal perubahan itu haruslah dimulai dari pikiran. Karena
pikiran adalah energi. Energi pikiran akan memberikan kekuatan besar yang
mendorong para perubahan sikap dan perilaku. Salah
satu cara menggapai kesuksesan finansial yaitu dengan cara membangun mindseat
keberanian berpikir kaya.
Kenapa harus membangun mindseat kaya?
Ya, karena ada banyak orang yang takut kaya. Karena mindseat atau sudut
pandang itulah yang akan mengarahkan kita bagaimana bersikap dan bertindak
meraih kekayaan finansial itu. Intinya, kita semua berhak menjadi kaya dalam
pengertian sesungguhnya. Ya, paling tidak sudah ada niat pengen jadi
orang kaya lebih baik daripada tidak sama sekali. Nah, bagaimana kunci membuka kode rezeki tersebut? Segara miliki buku terbaru paling fenomenal!
MENYINGKAP KODE REZEKI ILAHI
(40 Rahasia Kesuksesan Finansial Tanpa Harus Bernasib Sial)MENYINGKAP KODE REZEKI ILAHI
Penulis: Miftahur Rahman El-Banjary, MA
Penerbit Elex Media Komputindo
Harga Rp. 65.000
Dapatkan di TB. Gramedia seluruh Indonesia.
Buku kedua National Bestseller KEJAIBAN SERIBU DINAR karya Miftahur Rahman El-Banjary, MA
Bagi EO yg berminat mengundang Miftahur Rahman El-Banjary, MA sebagai trainer atau pembicara talkshow bukunya silahkan SMS 0821 54 161616.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar